
pttogel Persaingan pasar mobil listrik di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Vietnam, semakin memanas. Kali ini, perhatian publik tertuju pada BYD Atto 1, varian terbaru dari pabrikan mobil listrik asal Tiongkok, BYD (Build Your Dreams), yang memicu kontroversi karena harga jualnya yang dinilai “gak masuk akal”. Tak lama setelah peluncuran dan pengumuman harga, rival utamanya dari Vietnam, VinFast, turut buka suara dan memberikan komentar yang cukup menyentil.
Harga BYD Atto 1 Bikin Kaget Konsumen dan Kompetitor
BYD Atto 1 baru saja diperkenalkan sebagai salah satu entry-level EV (electric vehicle) yang ditujukan untuk kalangan muda, pengguna perkotaan, dan mereka yang ingin beralih ke mobil listrik dengan bujet minim. Namun, bukan performanya yang mencuri perhatian, melainkan harga jualnya yang jauh di bawah ekspektasi pasar, yakni dikabarkan mulai dari USD 9.000 hingga USD 11.000 (sekitar Rp 145 – 175 jutaan).
Angka ini jelas mencengangkan jika dibandingkan dengan mobil listrik sekelasnya, baik dari BYD sendiri maupun dari pesaing regional seperti VinFast, Hyundai, bahkan Wuling. BYD menyatakan bahwa strategi harga ini bertujuan untuk mempercepat adopsi EV di pasar negara berkembang dan menciptakan basis konsumen yang luas sebelum kompetisi makin ketat.
baca juga: wika-salim-murka-difitnah-jadi-simpedes-klarifikasi-tegas-sang-penyanyi-dangdut
VinFast: “Itu Strategi, Tapi Harus Realistis”
Menanggapi fenomena ini, juru bicara resmi VinFast menyatakan bahwa mereka tidak akan mengikuti strategi harga ekstrem seperti yang dilakukan BYD.
“Kami menghormati strategi BYD, namun dalam industri kendaraan listrik, harus ada keseimbangan antara harga, kualitas, dan keberlanjutan model bisnis. Menjual terlalu murah bisa menyesatkan konsumen dan merusak ekosistem EV itu sendiri,” ujar perwakilan VinFast dalam wawancara di sela-sela pameran otomotif Hanoi EV Show 2025.
VinFast menegaskan bahwa mereka lebih fokus pada kualitas jangka panjang, teknologi baterai, dan layanan purna jual, yang menurut mereka menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik.
Faktor-Faktor yang Bikin Harga BYD Atto 1 Murah
Banyak analis otomotif mencoba mengurai mengapa harga BYD Atto 1 bisa serendah itu. Berikut beberapa dugaan utama:
-
Subsidi Pemerintah Tiongkok: Dukungan besar-besaran dari pemerintah pusat terhadap industri EV memungkinkan BYD menekan harga produksi secara signifikan.
-
Penggunaan Material dan Fitur Minimalis: BYD Atto 1 tidak mengusung teknologi canggih seperti ADAS, layar besar, atau fitur mewah lainnya. Semua difokuskan pada efisiensi dan fungsionalitas dasar.
-
Skala Produksi Besar: Dengan kapasitas produksi yang masif, BYD bisa menekan biaya produksi per unit jauh lebih rendah dibanding pabrikan kecil.
-
Penetrasi Pasar Global: BYD melihat pasar Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan sebagai target baru. Harga murah menjadi senjata utama untuk masuk dan menguasai pasar baru tersebut.
Pasar Terbelah: Pilih Murah atau Berkualitas?
Konsumen kini dihadapkan pada dua pilihan menarik: membeli mobil listrik murah seperti BYD Atto 1 dengan fitur dasar, atau memilih mobil listrik sedikit lebih mahal namun menjanjikan kualitas dan layanan yang lebih lengkap seperti VinFast VF3 atau Wuling Air EV Lite.
Pakar otomotif, Deddy Santosa, mengatakan bahwa pasar memang sedang dalam masa transisi, di mana konsumen masih belajar mengenal EV.
“Mereka cenderung mencoba dulu. Jadi strategi BYD masuk akal secara bisnis. Tapi untuk jangka panjang, loyalitas konsumen akan bergantung pada pengalaman pemakaian. Di situlah pabrikan seperti VinFast punya keunggulan,” jelasnya.
Penutup: Apa Dampaknya untuk Pasar Indonesia?
Jika BYD Atto 1 benar-benar hadir di Indonesia dengan harga di bawah Rp 200 juta, maka dapat dipastikan ini akan mengubah lanskap pasar mobil listrik nasional. Pabrikan lain akan tertekan untuk melakukan penyesuaian harga atau memberikan nilai tambah lebih.
Sementara itu, VinFast yang juga mulai ekspansi ke pasar Indonesia kemungkinan akan tetap mempertahankan pendekatan kualitas dan layanan jangka panjang sebagai pembeda.
Akhirnya, konsumenlah yang diuntungkan dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik, baik dari sisi harga maupun spesifikasi. Namun, penting juga untuk tidak tergiur harga semata, dan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan, purna jual, serta efisiensi jangka panjang.
sumber artikel: suara88.id